TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis narkoba adalah bisnis gelap yang paling menguntungkan, dan membuat pelakunya memiliki kekayaan yang fantastis. Untuk kelangsungan bisnisnya dan menghindari jerat penegak hukum, atau bahkan kartel pesaing lain, raja-raja narkoba menggunakan kekayaan mereka, seperti membentuk tentara paramiliternya sendiri hingga membeli pesawat untuk menyelundupkan narkoba.
Baca: Sembunyi di Loteng, Raja Narkoba Beromset Rp 22 Triliun Ditangkap
Hasil yang menggiurkan namun beresiko tinggi, para kartel mampu mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari perdagangan narkoba, dan berikut ini daftar raja narkoba yang memiliki kekayaan fantastis sepanjang sejarah, seperti dilansir dari moneyinc.com, 3 September 2018.
10. Al Capone
Foto Al Capone pada 16 Mei 1929.[www.fbi.gov]
Raja narkoba dan bos kriminal Amerika Serikat yang terkenal ini sering menggunakan nama "Scarface" tetapi ia lahir dengan nama Alphonse Gabriel Capone, yang kemudian dipanggil Al Capone. Dia adalah anak imigran dari Italia, dan satu dari sembilan anak yang lahir dari pasangan Gabriele dan Teresa Capone.
Keluarga Capone berasal dari kota Angri, Italia, tinggal untuk sementara waktu di Fiume, Austria-Hungaria, dan kemudian berlayar ke Amerika Serikat untuk menetap di Brooklyn, New York. Meskipun Al Capone adalah seorang siswa sekolah Katolik yang baik, dia akhirnya dikeluarkan karena memukul wajah salah satu guru perempuan. Setelah itu, dia menjalani berbagai pekerjaan sampingan di Brooklyn dan dibimbing oleh Johnny Torrio, si gangster.
Al Capone bekerja melalui geng-geng kecil ke yang lebih kuat, dan akhirnya mengikuti Torrio untuk bekerja sebagai penjaga rumah bordil.
Pada saat dia berusia 26 tahun, Al Capone mengambil alih kendali kelompok kejahatan yang dipimpin Torrio. Organisasi itu memiliki pabrik bir ilegal dan transportasi minuman keras dalam jaringan kejahatan yang meluas ke Kanada.
Ia memiliki perlindungan untuk jaringannya mulai dari politisi dan penegak hukum. Dia menjadi seorang selebriti, yang dikenal karena perhiasan, pakaian khusus, cerutu mahal, makanan dan minuman mewah, dan banyak dikelilingi perempuan.
Al Capone dipenjara karena melanggar undang-undang pelarangan, dan karena penggelapan pajak, meskipun kegiatan kriminalnya sering berpusat pada anggapan kekerasan dan pembunuhan fisik. Al Capone dipenjara di Alcatraz dan Lembaga Pemasyarakatan Federal di Pulau Terminal, Atlanta, dan Penjara Negara Bagian Timur di Philadelphia. Dia hingga meninggal karena stroke, pneumonia dan serangan jantung di rumahnya di Palm Island, Florida setelah berjuang dengan gejala yang disebabkan oleh tahap akhir sifilis. Al Capone diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 19,3 triliun.